Teknik Budidaya Padi 'Patbo Super' Bisa Tanam Tiga Kali dalam Sawah Tadah Hujan

By Admin

Foto/Ilustrasi  

nusakini.com - Bertempat di kelompok tani Sri Mekar Jaya, Desa Keboncau Kecamatan Ujungjaya, Sumedang, Selasa (18/8/2017) di lakukan Kegiatan Peningkatan IP-PADI pada lahan sawah tadah hujan dengan teknik budidaya 'Patbo Super'. Setiap tahun di kawasan Kecamatan Ujungjaya Sumedang ini sebelumnya IP hanya satu kali maksimal dua kali dlm satu tahun karena air tidak tersedia. Kondisi lahan sawah pada bulan Juni, Juli dan Agustus hingga September sudah retak-retak, maka selama itu biasanya lahan di brakan. Tapi dengan PATBO Super bisa tanam menjadi tiga kali dalam setahun.

Respon masyarakat petani di Ujungjaya cukup tinggi sehingga mereka dengan swadaya melaksanakan penanam padi secara Patbo Super ini seluas 20 ha bersamaan demplot BPTP Balitbangtan Jawa Barat seluas 10 ha.

Teknologi Patbo Super ini menitik beratkan mengenai pentingnya budidaya padi hemat air hingga 75%. Patbo adalah singkatan dari Padi Aerob Terkendali dengan Penggunaan Bahan Organik. Patbo Super merupakan paket teknologi budidaya padi spesifik lahan tadah hujan dengan basis manajemen air dan penggunaan bahan organik untuk menghasilkan produktivitas tinggi serta potensi peningkatan Indeks Pertanaman (IP).

Komponen Patbo Super ada 5 terdiri dari (1) penggunaan VUB kelompok ampibi, (2) Manajemen air, (3) Penggunaan bahan organik, (4) Penggunaan alsintan, dan (5) Pengendalian gulma.

Manajemen air, dengan pengaturan air mikro yaitu memberikan air di lahan sawah sesuai dengan kebutuhan tanaman (fase pertumbuhan tanaman vegetatif s/d. generatif), sehinggga air yg dibutuhkan tdk sebanyak cara biasa yaitu 3000 liter utk menghasiljan 1 kg GKP. Karena air yg dibutuhkan tdk terlalu byk maka dgn pengaturan air tingkat makro seperti pemanfaatkan potensi sumberdaya air yang tersedia di sungai, embung, sumur pantek bisa dilakukan. Walaupun ada biaya tambahan tapi tetap menguntukan dgn produksi yg dihasilan, Karena Patbo Super dapat menghemat biaya produksi 50% dan meningkatkan produksi 20%.

Penggunaan bahan organik jg membantu menghemat penggunaan air, karena bahan organik dapat mengikat air. Walaupun tanah sdh retak kekeringan namun kondisi pertanaman masih tetap hijau segar. Prioritas menggunakan bahan organik diutamakan in situ, yaitu jerami padi dengan menggunakan dekomposer kemudian di gelebeg menggunakan traktor tangan.

Pengendalian gulma memang menjadi salah satu yg perlu menjadi perhatian serius, karena biasanya pada kondisi air terbatas (mecak-mecak) gulma akan tumbuh dgn subur. Namun demikian dengan menggunakan herbsida pra tumbuh yang selektif serta menggunakan alsintan penyiangan “Power Weeder sangat efektif menekan pertumbuhan gulma tersebut

Selanjutnya hama tikus yang menjadi kendala/masalah dalam pengembangan IP padi dikendalikan dengan memasang Rumah Burung Hantu (RUBUHA) yang sangat efektip dalam mengendalikan hama tikus.

Dua pertiga luas lahan sawah di Jawa Barat adalah lahan tadah hujan. Jika IP bisa ditingkatkan maka potensi peningkatan produksi adalah 837.360,32 ton/thn. Sedangkan penerapan Patbo Super bisa meningkatkan pendapatan usaha tani sebesar Rp. 2.999.000/ha dari peningkatan produksi dan efisiensi biaya produksi *(p/ma)